Kamis, 23 Oktober 2008

MenGHitunG Hari (Part.2)

01:10
Duh....3 hari lagi, hari yang "bersejarah" itu akan datang. Perasaan ini dah gak karuan rasanya. Ples kepala pusing...nyut..nyutan. Bukan karena persiapannya belum selesai, tp pusing karena omongan orang-orang... kurang ini kurang itu. Huffhh... Belum lagi orang tua-orang tua yang ngingetin, harus puasa sebelum nikah biar "pangling" maksudnya biar tambah cantik dan orang-orang takjub gitu. Haiyaah, ada-ada aja gak sih, trs banyak minum jamu, sampe-sampe ada yang ngasih jamu waktu nganter undangan.
Tapi ada seneng nya juga sih, jadi banyak orang yang merhatiin. "hati-hati dijalan, jaga diri baik-baik. atau sekedar omongan kok blm cuti mbak??"wah..wah..serasa selebritis.hehehe. Oh iya malem-malem juga jd susah tidur, tapi bukan karena banyak pikiran tapi karena beresin ini beresin itu.wah pokoknya lengkap deh..Lengkap capeknya, tapi tetep bahagia kok, kayaknya kalo gak gitu kurang berkesan. Semoga sampe hari ahad lancar-car-car. SEMANGAATT

Selasa, 21 Oktober 2008

MenGHitunG Hari

Menghitung Hari, detik demi detik
Masa kunanti apakan ada
Jalan cerita kisah yang panjang
Menghitung Hari....
(terimakasih atas tepuk tangannya)
(GUBRak....)

Tenang temen-temen, saya gak ingin menyaingi KD kok. Saya hanya mengungkapkan perasaan saya. Lah?? apa hubungannya ya??. Tepat 6 hari dari sekarang, saya akan menggenapkan separuh dien ini alias i will be married. Sebentar lagi status saya akan berubah, beban tanggung jawab pun akan berubah, dari seorang anak menjadi seorang istri. hiks..hiks... sedih juga ternyata. Upz..sedih karena bahagia sepertinya.

Dari sebuah akad yang "hanya" 5 menit akan mengubah jalan hidup seseorang untuk seumur hidup. Akan ada seorang lagi yang kepada dirinya saya akan berbakti. Akan ada seorang lagi yang harus disayangi dan dicintai. Dan akan ada seorang lagi yang akan menjadi pintu untuk menuju surga. Karena melalui keridhoan dirinya lah saya akan meniti jalan menuju surga Allah.

Menjelang hari bersejarah ini, perasaan bercampur aduk, kadang terasa bahagia,karena nantinya akan ada seseorang yang akan melindungi dan menyayangi, kadang cemas dan khawatir, karena merasa apakah diri ini cukup pantas mendampinginya. Perasaan ini terkadang terasa begitu kuat menguasai hati.

Tiap kali perasaan ini hadir, hanya doalah yang bisa dilantunkan. Semoga Allah membantu diri ini agar menjadi lebih baik.amiin...amiin ya robbal alamiin.

to be continued....:D


Selasa, 14 Oktober 2008

Risalah Agung Pernikahan

Saudaraku…
Nikah itu ibadah
Nikah itu suci
Ingat itu……

Memang menikah itu bisa karena harta, bisa karena kecantikan,
bisa karena keturunan, dan bisa karena agama.

Namun, jangan engkau jadikan harta, keturunan maupun kecantikan sebagai alasan…
karena semua itu akan menyebabkan celaka.
Jadikan agama sebagai alasan….
Engkau akan mendapatkan kebahagiaan.

Saudaraku…
Tidak dipungkiri bahwa keluarga terbentuk karena cinta…
Namun… jika cinta engkau jadikan sebgai landasan, maka keluargamu
akan rapuh, akan mudah hancur. Jadikanlah ” ALLAH ” sebagai
landasan… Niscaya engkau akan selamat
Tidak saja dunia, tapi juga akherat…
Jadikanlah ridho Allah sebagai tujuan…
Niscaya Mawaddah (kasih), Sakinah (ketentraman)
dan Rahmah (sayang) akan tercapai.

Saudaraku…
Lihatlah manusia ter-agung Muhammad saw…
tidak marah ketika harus tidur di depan pintu, beralaskan sorban,
karena sang istri tercinta tidak mendengar kedatangannya. Tetap
tersenyum meski tidak mendapatkan makanan tersaji dihadapannya ketika
lapar…, Menjahit bajunya yang robek…

Saudaraku…
Jangan engkau terlalu cinta kepada istrimu…
Jangan engkau terlalu menuruti istrimu…
Jika itu engaku lakukan akan celaka…
Engkau tidak akan dapat melihat yang hitam & yang putih, tidak akan
dapat melihat yang benar & yang salah…
Lihatlah bagaimana Allah menegur ” Nabi “-mu tatakala mengharamkan apa yang Allah halalkan,
hanya karena menuruti kemauan sang istri.
Tegaslah terhadap istrimu…
Dengan cintamu, ajaklah dia taat kepada Allah…
Jangan biarkan dia dengan kehendaknya…
Lihatlah bagaimana istri Nuh dan Luth…
Di bawah bimbingan manusia pilihan,
justru mereka menjadi penentang…
Istrimu bisa menjadi musuhmu…
Didiklah istrimu…
Jadikanlah dia sebagai Hajar, wanita utama -
yang loyal terhadap tugas dakwah suami, Ibrahim.
Jadikan dia sebagai Maryam, wanita utama -
yang bisa menjaga kehormatannya…
Jadikan dia sebagai Khadijah, wanita utama yang bisa mendampingi sang
suami
Muhammad saw menerima tugas risalah…
Istrimu adalah tanggung jawabmu…
Jangan kau larang mereka taat kepada Allah…
Biarkan mereka menjadi wanita shalilah…
Biarkan mereka menjadi hajar atau Maryam…
Jangan kau belenggu mereka dengan egomu…

Saudaraku…
Jika engkau menjadi istri…
Jangan engkau paksa suamimu menurutimu…
Jangan engkau paksa suamimu melanggar Allah …
siapkan dirimu untuk menjadi Hajar,
yang setia terhadap tugas suami….
Siapkan dirimu untuk menjadi Maryam,
yang bisa menjaga kehormatannya….
Siapkan dirimu untuk menjadi Khadijah,
yang bisa mendampingi suami menjalankan misi.
Jangan kau usik suamimu dengan rengekanmu….
Jangan kau usik suamimu dengan tangismu…
Jika itu kau lakukan… Kecintaannya terhadapmu
akan memaksanya menjadi pendurhaka…, jangan……….

Saudaraku…
Jika engkau menjadi Bapak……
Jadilah bapak yang bijak seperti Lukmanul Hakim
Jadilah bapak yang tegas seperti Ibrahim
Jadilah bapak yang kasih seperti Muhammad saw
Ajaklah anak-anakmu mengenal Allah…
Ajaklah mereka taat kepada Allah…
Jadikan dia sebagai Yusuf yang berbakti…
Jadikan dia sebagai Ismail yang taat….
Jangan engkau jadikan mereka sebagai Kan’an yg durhaka. Mohonlah
kepada Allah…. Mintalah kepada Allah, agar mereka menjadi anak
yang shalih… Anak yang bisa membawa kebahagiaan.

Saudaraku…
Jika engkau menjadi ibu…
Jadilah engaku ibu yang bijak, ibu yang teduh…
Bimbinglah anak-anakmu dengan air susumu…
Jadikanlah mereka mujahid….
Jadikanlah mereka tentara-tentara Allah…
Jangan biarkan mereka bermanja-manja…
Jangan biarkan mereka bermalas-malas…
Siapkan mereka untuk menjadi hamba yang shalih….
Hamba yang siap menegakkan Risalah Islam.

(Amin)

Sumber : myquran.com

Selasa, 07 Oktober 2008

met IduL FitRI

Ramadhan telah usai, pertanda hari kemenangan telah tiba

mohon maaf jika terselip khilaf dalam canda,
tergores luka dalam tawa,
terselip pilu dalam tingkah laku
tersinggung rasa dalam berbicara

SELAMAT IDUL FITRI
Taqobalallohu Minaa Wa Minkum Shiyaa Manaa Wa Shiyaamakum. Taqobal Yaa Kariim
Minal aidin wal faidzin. Mohon maaf lahir batin