Jumat, 28 November 2008

1 BulaN

Temen..temen pasti bingung ya...kenapa judulnya 1 bulan, hehe. Ada yang mengira saya sedang mengandung 1 bulan..weits.. gimana ceritanya. Sepertinya baru saja kemarin saya menikah dengan mas, masa ujug-ujug (ups..bahasa mana tuh ya...??) hmm...tiba-tiba (kalo bahasa kerennya) mengandung 1 bulan (tapi bisa jadi).

Tapi bukan itu yang ingin saya bagi keteman-teman. Hari ini tepat 1 bulan saya menikah (ga terasa ya mas...) ga cukup banyak yang sudah saya lakukan. Bangun pagi kadang masih kesiangan, masak jarang-jarang, mijitin apalagi. 1 Bulan ini saya lebih banyak melakukan adaptasi. Beradaptasi dengan ritme kerjanya yang pulang sampe malam, beradaptasi dengan cara makannya yang baru akan makan malam ketika orang-orang sudah mulai berangkat untuk tidur, adaptasi dengan cara berkomunikasinya yang terkadang masih "agak cuek"...dan banyak lagi adaptasi-adaptasi yang saya lakukan. Semua adaptasi ini saya lakukan dengan senang hati. Karena saya yakin begitupun ia banyak melakukan adaptasi dengan ritme kehidupan saya.

Terkadang, terpikir untuk sebel juga terutama terkait dengan cara nya berkomunikasi, misalnya beliau kadang lupa memberi tahu kalo pulang agak telat atau lupa sms kalo sedang tidak bisa menjemput. Tapi ketika melihat ia lelah ketika pulang kerja, gak tega rasanya kalo harus menyambut dengan wajah cemberut, pikiran untuk sebel itupun lenyaaaap seketika. Yang ada hanya pikiran untuk membuat ia nyaman. Lagipula ia juga tak lupa minta maaf ketika menjelang tidur, jika hal itu terjadi. Jadi saya rasa itu sudah lebih dari cukup.

1 bulan ini, belum pernah ia sekalipun menampakkan wajah tidak enak didepan saya, selelah apapun ia selalu tersenyum ketika pulang.
1 bulan ini baru 6 kali kami makan diluar,yang pertama kami makan mie ayam ketika pulang dari menghadiri pernikahan seorang teman dan yang terakhir kami makan ikan bakar di warung tenda pinggir jalan. (semua makanan murah ya??? hehe..maklum).
1 bulan ini baru 8 kali saya mencuci pakaiannya.
1 bulan ini baru 4 kali saya memasak untuknya.
1 bulan ini baru 2 kali saya membaca bersamanya.
1 bulan ini baru 4 kali saya mengaji bersamanya.

semuanya baru beberapa kali, dan kami akan melakukannya lagi dan lagi karena baru sedikit waktu yang kita lalui bersama. Banyak hal yang akan kita lalui nanti mas..., semoga kita selalu diberi kekuatan untuk menapakinya. amiin....(doain ya mas, doain juga ya..temen-temen).

Selasa, 25 November 2008

Berusahalah Memahami Dengan Banyak Belajar (II)

BAGIAN II

Kita lanjutin yang kemarin ya temen-temen. Ada beberapa langkah agar kita selalu belajar dalam menghadapi hidup ini loh..saya coba sarikan lg ya...supaya lebih ringkas.

pertama
Pertajam sudut pandang dalam melihat dan menilai sesuatu dengan mendeka kepada Allah.swt

Hati yang dekat dengan Allah akan memiliki ketajaman mata hati (bashiroh) untuk bisa melihat dan menilai sesuatu dalam kacamata iman. Sekalipun kondisi yang ia hadapi adalah situasi tersulit dalam hidupnya.

kedua
luruskan dan betulkan cara memandang dan menilai

Mulailah kerap meluruskan dan membetulkan pandangan yang cenderung menganggap suatu kebesaran, kemuliaan, kehormatan dari sudut kekayaan dan penampilan dari sudut kekayaan dan penampilan. Memiliki sedikit bukan jaminan hidup sengsara, sebaliknya memiliki banyak bukan lambang dari memiliki kebahagiaan. Temen-temen baca deh QS: Al Fajr:15-16

Ketiga
Lihat dari sudut yang berbeda, siapa tahu jawabannya ada disana.

Kondisikan diri untuk tidak terkurung dalam sisi yang buruk agar kita bisa keluar dari sisi itu dan ciptakanlah suasana menyenangkan untuk diri kita. Karena jika kita mau, kita bisa merubah kerugian menjadi keuntungan. Intinya adalah bila kita tertekan kita bisa melihat sisi lain untuk memunculkan efek balik yang benar-benar membawa kesenangan dan kemuliaan. Coba kita lihat Sayid Qutb yang merasakan penjara karena berpegang teguh pada keyakinan pendapatnya, dan lihat dari situlah ia kemudian bisa menghasilkan Tafsir yang terkenal yaitu Fi Zhilalil Qur'an.

Keempat
Belajar bahwa Allah saja yang tunggal sedangkan selain Allah pasti beragam.

Jiwa kita harus dilatih dan dibina untuk selalu bisa menerima ketetapan Allah.swt, apapun bentuknya. Lalu apa senjata kita?? senjatanya adalah pasrah dan meridhai apa yang Allah berikan.

Kelima
Selesaikan semua perjalanan, jangan berhenti ditengah jalan. Kelak akan kita baca hikmahnya.

Sejak sekarang kuatkanlah pijakan kaki kita dan jangan berpikir untuk lari dari keadaan. Terimalah semuanya, ridhalah dengan ketetapannya dan akuilah kenyataan yang berlaku dengan harapan bisa memperoleh alasan dari Allah, swt. Jika sesuatu telah terjadi hindari berkata "seandainya saya melakukan ini" atau "jika saya tidak melakukan itu" dsb. Tapi katakanlah dengan kepasrahan yang dalam dan optimis "Allah,swt telah menetapkan dan segala ketetapanNya pasti terjadi."

(M.Lili Nur Aulia)




Sabtu, 22 November 2008

Berusahalah Memahami Dengan Banyak Belajar

Rentang perjalanan ini telah menginspirasi banyak hal untuk kita. Inspirasi yang terlahir dari ragam keadaan dan bermacam kondisi. Inspirasi yang datang dari kesenangan juga inspirasi yang hadir kala kesedihan. Semuanya bagian dari kehidupan yang harus dimaknai dengan satu kata, belajar.
Sebagaimana Hasan Al Bashri rahimahullah saat ditanya salah satu muridnya, "Apa yang menjadikan engkau memiliki perangai baik seperti ini ?"
Hasan Al Bashri menjawab " Diriku sendiri yang menjadikannya seperti ini."
Orang itu bertanya lagi, "Bagaimana mungkin seseorang mendidik dirinya sendiri?"
Hasan Al Bashri menjawab, "Jika aku melihat seseorang melakukan keburukan, aku berusaha tidak melakukannya. Jika aku melihat seseorang melakukan kebaikan, aku berusaha melakukannya."

Inti dari jawaban Hasan Al Bashri adalah belajar. Belajar dari kehidupan yang ia jalani sendiri. Belajar dari lingkungan dan respon kehidupan yang ia rasakan. Dari belajar itulah ia bisa membina dirinya.

Ada sejumlah langkah yang harus kita lakukan untuk belajar dalam hidup ini. Apa saja yayang harus dilakukan???? (bersambung)

disarikan dari tulisan M.Lili Nur Aulia (tarbawi)

Selasa, 18 November 2008

Manisan Kolang Kaling


Hmmm.... tiba-tiba saya teringat nikmatnya makan manisan kolang-kaling. Padahal belum sekalipun dirumah, saya atau ibu membuat manisan ini. Tapiii... Setiap lebaran, biasanya ada saja yang memberikan manisan kolang-kaling ini ke rumah saya, hehehe.

Warnanya cantik sungguh menggugah selera untuk menyantapnya, ada yang berwarna hijau, pink, ada juga yang dibiarkan seperti warna aslinya. Rasanya manis legit dengan semburat rasa asam-asam segar. Apalagi kalau dinikmati selagi dingin, hmmm... segar!

Sebenarnya menurut bulik saya (panggilan untuk adik dari orang tua) cara membuat manisan ini pun sangat mudah, pilih buah kolang-kaling yang muda, pipih dan lebar. Cuci buah kolang-kaling dengan air bersih lalu rendam dalam air bekas cucian beras. Biarkan beberapa saat supaya aroma asamnya hilang.

Sambil menunggu daging buah kolang kaling yang sedang ditiriskan, rebus gula putih bersama sedikit air, daun jeruk dan sedikit perasan lemon. Bisa juga ditambahkan sedikit pewarna agar warna kolang kaling lebih cantik.

Nah, kalau air rebusan gula tadi sudah dingin barulah masukkan buah kolang kaling ataupun rumput laut. Jangan masukkan ketika air gula masih panas, karena akan membuat buah kolang kaling atau rumput laut menjadi empuk bahkan lembek.

Mudah ya??? Lalu kenapa saya tidak mencoba membuatnya ya.. ada yang mau membantu :)??

Kamis, 06 November 2008

new StatuS

Pa kabar semuanya?? semoga sehat selalu sehat ya. Teman-teman 10 hari yang lalu, tepatnya tanggal 26 Oktober 2008, saya resmi menikah dengan seorang pemuda impian (semoga tidak berlebihan jika saya menyebutnya seperti itu). Pukul 8.15, pemuda itu mengucapkan ikrar pernikahan kami dengan lancar dan baik, padahal menurut bibinya beliau selalu menolak jika diminta berlatih di depan mereka. LEGA rasanya ketika itu.

Teman-teman mau saya ceritakan karakternya? hehe...maaf ya mas) sekilas jika melihat wajahnya orang akan mengira beliau itu orang yang kaku, keras, serius, sulit diajak bicara...wah pokoknya yang angker-angker deh, tapiiiii setelah kenal dengan beliau ternyata berbeda dari yang saya bayangkan. Karena ternyata beliau itu lembut, baik, terkadang bisa humoris juga tapi tetep serius sih. Oh iya satu lagi beliau itu ternyata cukup romantis. hehehe

Apalagi kalo romantis-romantisan nya lewat tulisan, piawai banget. Saya kasih lihat salah satu tulisannya :

"Karena janjinya, tentang kedamaian, ketentraman, cinta dan sayang aku semakin yakin. Azzam (tekadlah) yang membuatku berani.
Karena takdirNya kita bertemu. Kita tak pernah tahu siapakah diriku dan dirimu. Karenanya aku akan terus belajar mengenal dan memahami dirimu.
Potensi kita memang berbeda. Namun didalamnya ada irama yang akan menyatukan dan mempertemukan, aku yakin karena kita punya hati dan akal"

Menurut beliau untaian kata-kata inilah yang mewakili dan memberi kekuatan pada dirinya ketika memutuskan menikah dengan saya. Terharu sekali ketika saya membacanya, karena dengan alasan yang sama saya memutuskan menikah dengan beliau. Kami sama-sama PERCAYA akan janji Allah pada kami makhluknya. Dengan dasar cinta kepada Allah kami membangun pondasi pernikahan ini, kokohkanlah ikatannya ya Allah, agar selalu kekal hingga hari akhir nanti. Amiin.